Views :307 Times |
Kamis, 16 Februari 2012 08:36 |
Satu pandangan mengatakan kegagalan adalah ketidakmampuan mencapai apa yang diinginkan. Sementara ada juga yang menganggap kegagalan terjadi akibat terlalu memaksakan diri melakukan sesuatu yang melebihi kemampuan yang ada atau istilahnya “nafsu besar tenaga kurang.” Lantas pertanyaannya, apakah kita perlu mempelajari kegagalan? Kalau kita bercermin pada perusahaan-perusahaan dan tokoh-tokoh besar dunia, mempelajari kegagalan hanya berguna dalam konteks pencapaian sukses. Ada beberapa hal yang harus kita perhatikan dalam keseharian kita untuk mengurangi atau bahkan tidak terjatuh dalam lembah kegagalan. 1. Pilih satu hal yang ingin Anda tampilkan berbeda. Misalnya: bagaimana tindakan saya bisa memberikan dampak positif bagi orang-orang? 2. Ambil contoh tiga orang yang Anda anggap mewakili orang yang sukses, misalnya: Nelson Mandela, Soekarno, atau ayah Anda sendiri. 3. Analisa sikap apa yang kira-kira mereka sama-sama miliki, karakter seperti apa dan strategi apa yang dimiliki, misalnya: mereka punya keyakinan diri, mereka mau mengambil risiko, mereka menyayangi orang-orang disekitarnya. 4. Anda juga perlu mengambil satu orang yang Anda anggap gagal. 6. Analisa apa perbedaan antara si gagal dan si sukses. Misalnya: Dia mengajarkan kebencian, memposisikan dirinya di atas orang lain. 7. Hal terakhir yang perlu diperhatikan adalah sikap Anda untuk tidak meniru si gagal itu. |
Sumber:
http://ciputraentrepreneurship.com/index.php/tips-bisnis/37-advise/14439-belajar-untuk-sukses.html