Meneruskan artikel saya yang telah lalu tentang alasan menekuni usaha properti, banyak yang berpendapat bahwa bisnis developer properti sarat dengan modal dan manajemen yang kompleks.
Tidak ada yang salah dengan pendapat tersebut, apalagi apabila kita mengacu kepada pengusaha sekelas Ciputra, Agung Podomoro, Bakrie Land atau bahkan Donald Trump.
Bahkan tidak jarang ada yang berpendapat bahwa bisnis developer properti adalah bisnis keturunanatau warisan. Sebelum lebih jauh, saya coba sarikan dari buku The Property Developer, buku yang tidak dijual bebas di toko-toko buku, tentang dasar-dasar alasan menekuni bisnis developer properti. Antara lain :
Properti adalah Sektor Riil
Sektor riil adalah sektor bisnis yang fundamental untuk pembangunan sebuah negara karena tingkat penyerapan tenaga kerja, investasi jangka panjang sehingga mendorong peningkatan dari sisi konsumsi serta investasi dan perekonomian akan bergerak.
Properti adalah salah satu sektor riil dengan menyerap tenaga kerja yang cukup banyak sehingga bisa meningkatkan perekonomian suatu negara. Walau tidak cepat, tetapi cukup berhasil.
Lebih 100 Bisnis Terkait di Dalamnya
Bisnis developer properti juga mendorong bisnis-bisnis lainnya, seperti yang tertulis di KOMPAS edisi 22 Oktober 2009 yang menggambarkan 104 bisnis yang terkait di dalam bisnis properti.
Modal Relatif Kecil
Dalam benak mayoritas orang, bisnis property membutuhkan modal yang sangat besar. Misal, modal membangun 1 rumah sebesar 60 juta, jika 1 kawasan terdapat 10 rumah maka butuh modal 600 juta! Belum lagi untuk pembelian lahan, pembangunan fasilitas dan sebagainya.
Jika cara berhitungnya demikian, tidak salah. Namun sebenarnya modal besar tersebut bisa disiasati dengan negosiasi. Intinya berbagi beban modal, entah dengan pemilik tanah, investor, kontraktor bangunan, supplier material, konsumen dan sebagainya.
Teknisnya? Jika ada waktu dan kesempatan, insya Allah akan saya rinci pada tulisan berikutnya. Atau jika anda sudah tidak sabar, silakan baca buku The Property Developer.
Manajemen yang Sederhana
Manajemen developer properti bisa disiasati dengan manajemen yang sederhana. Sekarang kan jamannya outsourching, bung. Nah, banyak pekerjaan yang bisa anda limpahkan kepada tenaga ahli yang sesuai bidangnya.
Misalnya, ketika memulai perencanaan bisnis, anda bisa gunakan jasa konsultan perencanaan dan arsitek. Memasuki pekerjaan pembangunan, anda bisa serahkan pekerjaan ini kepada kontraktor bangunan. Bahkan saat pemasaran, anda bisa gunakan jasa marketing agent.
Dari segi biaya, beban biaya tetap dapat ditekan. Dari sisi biaya variabel cenderung meningkat dan sisi positifnya biaya menjadi lebih pasti. Begitu pula target keuntungan lebih pasti. Anda tinggal memposisikan diri sebagai manajemen developer yang bertugas sebagai pengatur atau pengelola pekerjaan-pekerjaan yang dikerjakan oleh tenaga-tenaga ahli.
Mudah, Bisa Dikerjakan oleh Orang dengan Berbagai Latar Belakang
Coba anda cek ke beberapa perusahaan developer, tak jarang anda temui latar belakang pengusahanya berbeda dengan bidang yang digelutinya.
Kuncinya, anda harus pandai bermanajemen yang baik. Karena pada kenyataannya, seorang pengusaha adalah pengatur atau pengelola pekerjaan-pekerjaan yang dilaksanakan oleh orang lain yang terkait dengan bisnisnya.
Semoga pada kesempatan lain saya bisa merinci poin-poin diatas. Akan lebih bagus jika anda membaca langsung buku The Property Developer dimana anda akan belajar kepada ahlinya di bidang bisnis developer properti yang sudah terbukti berhasil.
Sumber : dokterbisnis.net