Burger… Siapa yang nggak kenal dengan makanan impor yang satu ini. Lapisan makanan terdiri dari roti, daging olahan, selembar keju, selada segar, irisan toma, dan mentimun, mak nyuss rasanya.
Apalagi kalau anda tambahkan saus mayonaise…makin nikmat. Makanya, banyak orang yang nggak pernah bosan dengan burger. Padahal fast food jenis yang satu ini sudah ada di Indonesia lebih dari 10 tahun yang lalu.
Nah, yang saya akan bahas sekarang adalah kesuksesan salah satu market leader di bisnis waralaba burger lokal, Edam Burger.
Menurut saya, Edam Burger relatif cukup dikenal. Franchisor-nya terpercaya. Untuk jenis franchise, modal yang harus dikeluarkan oleh franchises relatif kecil. Cukup dengan mengeluarkan 2,3 juta rupiah, si franchise sudah mendapat konter lengkap.
Anda kenal siapa pemiliknya? Kalau saya nggak kenal, cuman tahu saja
Beliau sempat menjadi tukang cuci, kuli bangunan, kondektur PPD, penjual telur, hingga sopir omprengan pada awal-awal kepindahannya ke Jakarta.
Kecintaannya terhadap usaha burger membuat Made Ngurah Bagiana menghasilkan inovasi spektakuler. Salah satu buktinya adalah Bugil, singkatan dari burger gila.
Bugil memiliki porsi kelengkapan yang sangat menggoda. Ramuan dalam roti bulat itu berisi daging dengan kualitas terbaik, berlapis-lapis keju, daun selada yang segar, tomat, serta mentimun. Ditambah lagi dengan saus dan mayonnaise yang berlimpah ruah.
Selain itu, si pembeli dapat memilih apa saja isi yang diinginkan pada bugil tersebut. Harganya juga tidak terlampau mahal, hanya 19 ribu rupiah saja. Cukup untuk memuaskan para penggemar burger.
Nah, Edam Burger ini menggunakan sistem waralaba yang disebut Franchise Pancasila karena sarat dengan sistem kekeluargaan. Mungkin hal inilah yang membuat Edam Burger berkembang sangat pesat hingga mencapai lebih dari 3000 gerai.
Anda hanya diwajibkan untuk mencari lokasi atau tempat usaha yang strategis, memiliki SDM atau tenaga penjual dan mempunyai sarana penempatan produk seperti tempat penyimpanan daging dan roti.
Dan jika anda menjadi mitranya, anda diwajibkan membeli putus semua bahan baku makanan dari Edam, termasuk pasokan daging yang didapatkan Made dari Kem Foods. Para mitra Edam bisa membeli satu plastik berisi 10 roti burger berikut daging seharga Rp 17.500,00.
Mereka tidak boleh menggunakan roti dan daging lain. “Ini kan terkait dengan kualitas dan pelayanan,” kata Made.
Pada hakikatnya Made sekadar menjadikan para mitranya sebagai pengecer produk-produk roti dan saus produksinya. “Saya kan sudah dapat margin di produksi bahan roti. Saya tidak mau pungut biaya lagi pada mitra,” ujarnya.
Dan sekarang, Made mempunyai pabrik roti di Cibubur, Pondok Gede dan Ciputat untuk memasok Jakarta dan di luar daerah. “Total ada 10 pabrik,” katanya.
Sedangkan target pasar Burger Edam adalah anak-anak dan remaja. Makanya, dia menyarankan para mitra-mitranya untuk mencari lokasi strategis dekat sekolah, kampus, perkantoran atau tempat rekreasi.
Berikut ini saya tuliskan beberapa penghargaan yang pernah diraih Made Ngurah Bagiana sebagai bahan pertimbangan. Siapa tahu anda berminat menjadi mitranya…
Sudah ada gambaran sekarang? Kalau sudah, sebagai tambahan, anda bisa membaca artikel saya mengenai kiat memilih waralaba.
Sumber : dokterbisnis.net