a. Pengisian air budidaya
Air media budidaya diambil dari air laut dengan menggunakan pompa. Kemudian air masuk dalam petakan tandon yang berukuran 0,7 ha. Petak tandon yang berjumlah satu petak digunakan untuk mengairi 3 unit yaitu unit B, unit C, dan unit D. Pada petak tandon diberikan sejenis ikan-ikanan seperti bandeng (Chanos chanos) dan tanpa ada perlakuan khusus. Pada awal pengisian air untuk budidaya dilakukan bersamaan dengan pemberantasan hama dan penyakit pada tahapan persiapan lahan. Pada saluran air dipasang saringan yang terbuat dari waring. Air dimasukkan ke dalam petakan dengan ketinggian air 120 - 150 cm dari dasar tambak. Selama pemeliharaan udang sampai DOC (Day of Culture) 30 hari, air tidak mengalami pergantian. Setelah umur 30 hari, penambahan air dilakukan seiring dengan kegiatan pembuangan lumpur dan kotoran melalui central drain dilakukan. Pengisian air akan dilakukan jika air berkurang setinggi 30 cm dari permukaan air normal. Sistem budidaya udang Vannamei yang digunakan adalah sistem pergantian air minimal (Less Water Exchange-LWE).
Mengenai pasok air media budidaya sesuai dengan pendapat DKP (2005), bahwa ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemasukan air laut ke tambak antara lain adalah :
1). Penggunaan saringan halus berlapis pada setiap pipa atau pintu pasok air untuk mencegah masuknya carier ke dalam petakan tandon.
2). Penggunaan petak tandon sebagai sumber pasokan air budidaya.
3). Air di petak tandon dapat didesinfeksi biofiltrasi.
Tidak dilakukan treatment pada tandon lebih disebabkan karena dimungkinkan perairan laut selatan belum mengalami pencemaran. Tandonisasi bertujuan untuk mengendapkan air laut dan menyalurkan air ke petakan tambak.