Cuaca buruk yang melanda Jawa Barat beberapa bulan terakhir mengancam para peternak ikan air tawar. Hal ini diperparah dengan kualitas air dan ekologi lingkungan yang mulai rusak. Kondisi cuaca ini menjadi stimulus munculnya virus herves yang menyerang berbagi ikan air tawar diberbagi kawasan jaring terapung, tambak dan kolam air tawar.
Virus ini selalu menggemparkan karena sering menyebabkan kematian ikan dalam jumlah yang besar. Akibat virus tersebut, di musim ini saja, puluhan hingga ratusan ton ikan mati di berbagai kawasan seperti, waduk Cirata Kabupaten Cianjur, Lido, Kabupaten Sukabumi, Waduk Darma Kabupaten Kumingan juga sentra ikan lainnya.
“Dalam kondisi cuaca buruk seperti saat ini berpengaruh pada daya tahan bibit ikan air tawar dimana kualitas air menjadi menurun. Saat kondisi ikan melemah, herves akan dengan mudah menyerang ikan-ikan dan berdampak pada kematian,” ungkap Abduh Nurhidayat Kepala Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar (BBAT), Sukabumi, Jawa Barat.
Dari Hasil Riset BBAT kondisi rawan bagi para peternak ikan air tawar di Jawa Barat masih akan berlangsung hingga beberapa bulan kedepan, mengingat kondisi cuaca yang masih belum bisa dipastikan. BBAT telah menyampaikan pesan waspada ini pada semua dinas terkait di semua Kabupaten dan Kota se-Jawa Barat. Langkah ini sebagai peringatan agar tidak terjadi gagal panen dan kematian masal.
Ia mengimbau agar para peternak memberikan veksi sebagai upaya melawan serangan herves pada ikan budidaya para peternak. “Selain itu kita harapkan para peternak mulai merubah pola tanam ikan. Diantaranya mengurangi jumlah bibit yang ditebar terutama bagi peternak ikan di jaring terapung dan perairan terbuka lainnya. Sedangkan bagi peternak yang menggunakan kolam untuk merotasi bibit ditiap kolam sambil menjaga kualitas air dan kebersihan kolam,” tegasnya.
Koi Herves Virus (KHV) atau lebih dikenal sebagai herves ikan oleh para peternak merupakan momok menakutkan, terutama bagi peternak ikan di Jawa Barat yang merupakan sentra terbesar ikan air tawar di Indonesia. Virus herves ikan merupakan virus impor yang mulai terjadi bersamaan dengan membeludaknya ikan koi impor ke Indonesia dari berbagai Negara seperti Jepang, RRC dan Singapura mulai awal tahun 1990-an.[vvnews]