Budi daya rumput janggelan (Mesona palutris) Wonogiri yang merupakan bahan baku obat dan kosmetik ternyata sangat dibutuhkan Tiongkok atau China. Mereka berkeinginan setiap tahun bisa mendapatkan kiriman sedikitnya 25 ribu ton janggelan dari Bulukerto dan Karangtengah, Wonogiri.
Sayangnya, permintaan itu tidak bisa dipenuhi, karena kemampuan petani hanya mampu menyediakan 200 ton tiap bulan.
"Kemampuan kita hanya 200 ton tiap bulan, karena pada saat sama Taiwan juga meminta. Dan untuk menggenapi pesanan, lainnya kita kirimkan dalam bentuk empon-empon, seperti jahe, kunyit, kencur dan temulawak," ungkap Sutarso Hadi, salah seorang pembina tani dan sekaligus eksportir jangelan Wonogiri, Selasa (7/2) pagi.
Saat musim hujan seperti sekarang ini, dirinya bersama petani bahu-membahu bekerja keras untuk mengumpulkan panen janggelan, yang tumbuh bagus sekali. Bahkan, Sutarso, yang kesehariannya juga menjadi anggota DPRD Wonogiri itu, juga berburu ke lereng Lawu, dan bahkan sampai Pacitan dan Ponorogo, Jatim.
Ia memaparkan, untuk memenuhi kebutuhan yang diinginkan pihak importir China dan Taiwan, para petani Wonogiri memang harus bekerja lebih keras lagi, karena potensi budi daya janggelan yang masih minim.
"Padahal sangat dibutuhkan, sehingga untuk ke depan, pemerintah kabupaten perlu untuk memberikan suport yang lebih baik konkret lagi, bukan sekadar pembinaan saja. Kelemahan petani adalah dalam pembiayaan," tandasnya.
Potensi janggelan, kata Sutarso, perlu ditumbuhkembangkan, karena kebutuhan dunia internasional akan bahan tanaman obat dan kosmetik itu ternyata sangat luar biasa besarnya. (WJ/OL-10)
image : www.indonetwork.co.id
Kutipan dari : http://www.mediaindonesia.com/read/2012/02/07/296691/289/101/Wonogiri-Kewalahan-Setor-Janggelan-ke-China