Jakarta (ANTARA News) - Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif Cicip Sutardjo mengakui bahwa berbagai data di sektor perikanan masih tidak akurat sehingga dibutuhkan sekitar 8.000 penyuluh yang antara lain bertugas memperbaiki data-data tersebut.
"Data yang ada sekarang ini, khususnya data untuk perikanan budidaya dan tangkap termasuk garam tidak mempunyai pencatatan yang saya anggap akurat," kata Sharif saat memberikan sambutan dalam Apel Siaga Penyuluh Perikanan di Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Jakarta, Senin.
Padahal, ujar dia, dalam mengambil kebijakan yang tepat adalah dengan menggunakan pencatatan data yang akurat.
Untuk itu, KKP juga telah menyiapkan hingga sebanyak 8.000 penyuluh perikanan yang juga dinilai merupakan bagian penting dalam mendukung kebijakan industrialisasi kelautan dan perikanan.
"Diharapkan mereka (para penyuluh) bisa mendata produksi yang akurat dan pasti," katanya.
Terkait dengan data garam yang tidak akurat, Dirjen Kelautan, Pesisir, dan Pulau-Pulau Kecil (KP3K) KKP Sudirman Saad sebelumnya mengatakan KKP akan menghitung secara pasti produksi kebutuhan garam nasional sebagai perbandingan data dari berbagai pihak, termasuk hasil audit Sucofindo yang dikemukakan Kementerian Perdagangan.
"Kami juga memiliki data hasil dari pendataan yang dilakukan oleh dinas-dinas kelautan dan perikanan di daerah," kata Sudirman Saad dalam acara diskusi tentang Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat (Pugar) di Jakarta, Kamis (2/2).
Sudirman memaparkan, pihaknya akan menghitung berapa produksi garam tahun 2011, berapa jumlah impor yang dibutuhkan, serta berapa target produksi tahun 2012.
Dirjen KP3K KKP juga mengemukakan, pihaknya akan menggelar rapat koordinasi garam dengan berbagai instansi terkait seperti Kementerian Perdagangan dan Kementerian Perindustrian pada tanggal 9 Februari 2012.
Sebagaimana telah diberitakan, Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan, Deddy Saleh mengatakan stok garam pada awal tahun ini hanya sebanyak 310.000 ton, dan diperkirakan hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan garam konsumsi sampai pertengahan bulan Februari 2012.
"Menurut hasil audit yang dilakukan Sucofindo, stok yang ada di petani, perusahaan garam swasta dan PT Garam hanya cukup hingga pertengahan Februari ini," katanya setelah mendampingi Menteri Perdagangan Gita Wirjawan menyampaikan keterangan mengenai kinerja ekspor impor di Jakarta, Rabu (1/2).
Pemerintah, menurut dia, antara lain akan membahas kemungkinan untuk melakukan impor guna memenuhi kebutuhan garam konsumsi di dalam negeri, sebelum masa panen garam tiba pada sekitar bulan Agustus. Sumber: Antaranews.com
"Data yang ada sekarang ini, khususnya data untuk perikanan budidaya dan tangkap termasuk garam tidak mempunyai pencatatan yang saya anggap akurat," kata Sharif saat memberikan sambutan dalam Apel Siaga Penyuluh Perikanan di Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Jakarta, Senin.
Padahal, ujar dia, dalam mengambil kebijakan yang tepat adalah dengan menggunakan pencatatan data yang akurat.
Untuk itu, KKP juga telah menyiapkan hingga sebanyak 8.000 penyuluh perikanan yang juga dinilai merupakan bagian penting dalam mendukung kebijakan industrialisasi kelautan dan perikanan.
"Diharapkan mereka (para penyuluh) bisa mendata produksi yang akurat dan pasti," katanya.
Terkait dengan data garam yang tidak akurat, Dirjen Kelautan, Pesisir, dan Pulau-Pulau Kecil (KP3K) KKP Sudirman Saad sebelumnya mengatakan KKP akan menghitung secara pasti produksi kebutuhan garam nasional sebagai perbandingan data dari berbagai pihak, termasuk hasil audit Sucofindo yang dikemukakan Kementerian Perdagangan.
"Kami juga memiliki data hasil dari pendataan yang dilakukan oleh dinas-dinas kelautan dan perikanan di daerah," kata Sudirman Saad dalam acara diskusi tentang Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat (Pugar) di Jakarta, Kamis (2/2).
Sudirman memaparkan, pihaknya akan menghitung berapa produksi garam tahun 2011, berapa jumlah impor yang dibutuhkan, serta berapa target produksi tahun 2012.
Dirjen KP3K KKP juga mengemukakan, pihaknya akan menggelar rapat koordinasi garam dengan berbagai instansi terkait seperti Kementerian Perdagangan dan Kementerian Perindustrian pada tanggal 9 Februari 2012.
Sebagaimana telah diberitakan, Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan, Deddy Saleh mengatakan stok garam pada awal tahun ini hanya sebanyak 310.000 ton, dan diperkirakan hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan garam konsumsi sampai pertengahan bulan Februari 2012.
"Menurut hasil audit yang dilakukan Sucofindo, stok yang ada di petani, perusahaan garam swasta dan PT Garam hanya cukup hingga pertengahan Februari ini," katanya setelah mendampingi Menteri Perdagangan Gita Wirjawan menyampaikan keterangan mengenai kinerja ekspor impor di Jakarta, Rabu (1/2).
Pemerintah, menurut dia, antara lain akan membahas kemungkinan untuk melakukan impor guna memenuhi kebutuhan garam konsumsi di dalam negeri, sebelum masa panen garam tiba pada sekitar bulan Agustus. Sumber: Antaranews.com