Fekunditas dan populasi
Bagenal (1978) mengemukakan bahwa disamping fekunditas mutlak ada pula fekunditas populasi yaitu jumlah semua telur dari semua fekunditas mutlak ikan betina yang akan memijah, yaitu semua telur yang yang akan dikeluarkan dalam satu musim pemijahan. Dalam hubungan ini fekuditas umur spesifik (age specific fecundity) merupakan komponen fekunditas populasi. Bila diketahui struktur umur dari populasi tersebut dan jumlah masing-masing anggotanya diketahui, maka fekunditas populasi dapat diketahui.
Pada tiap tahun fekunditas populasi tidak sama. Sebab-sebab variasi ini berhubungan dengan komposisi umur, faktor lingkungan seperti persediaan makanan, kepadatan populasi, suhu perairan, oksigen terlarut, dan lain-lainnya. Ikan-ikan yang hidup pada perairan yang kurang subur produksi telurnya rendah. Percobaan dengan pemberian rangsum pada ikan salmon, Scott dalam Bagenal (1978) mendapatkan bahwa pengurangan makanan menyebabkan pengu rangan jumlah telurnya dan pada ikan stickleback, pengurangan makanan mengakibatkan interval
pemijahan menjadi lebih pendek tetapi ukuran telurnya tidak berpengaruh.
Suhu air mempengaruhi fekunditas secara tidak langsung. Begitu juga kedalaman air dan oksigen terlarut tidak merupakan faktor penghambat terhadap fekunditas. Dalam kondisi lingkungan yang-menguntungkan telur dikeluarkan lebih banyak dari pada dalam kondisi yang kurang baik.
Menurut Nikolsky (1969), untuk spesies tertentu, pada umur yang berbeda-beda memperlihatkan fekunditas yang bervariasi sehubungan dengan persediaan makanan tahunan. Pengaruh ini terjadi juga untuk individu yang berukuran sama dan dapat pula untuk populasi secara keseluruhan. Sebagian dari pengaruh tadi mempengaruhi telur dan persediaan telur. Dengan demikian sekarang jelas bahwa fekunditas pada ikan berukuran tertentu atau kelompok tertentu variasinya besar.
Apabila satu populasi dalam beberapa tahun jumlahnya menjadi sangat berkurang akibat penangkapan (mortalitas) misalnya, hal ini berarti akan memperbaiki persediaan makanan untuk populasi sisa. Ternyata dari populasi sisa tadi fekunditasnya semakin bertambah, sedangkan ketika populasi tadi masih lengkap atau jumlahnya besar, fekunditasnya kecil.
Perbedaan yang nyata pada fekunditas dari suatu generasi terjadi pula pada ikan yang sama ukurannya tetapi mempunyai kandungan lemak yang berbeda. Ikan atau individu yang lebih gemuk mempunyai fekunditas relatif atau mutlak yang lebih tinggi daripada ikan yang kurus. Biasanya ikan tua lebih gemuk daripada ikan muda. Juga fekunditas populasi dapat berbeda dari tahun ke tahun karena adanya ikan-ikan yang tidak berpijah pada tiap-tiap tahun atau berpijahnya selang beberapa tahun.
Ikan sungai yang baru menjadi penghuni reservoiar yang baru dibuat, yang persediaan makanan pada tahun-tahun pertama biasanya banyak, menyebabkan ikan itu cepat masak gonad pada umur muda dan terdapat pertambahan fekunditas baik fekunditas relatif maupun mutlak. Tetapi hal ini kemudian diikuti oleh jumlah yang berpijah menjadi berkurang sehingga jumlah seluruh telur yang dikeluarkan oleh individu ikan menjadi berkurang pula.
Selain dari itu ikanikan yang hidup di sungai fekunditasnya mempunyai hubungan dengan tinggi air. Apabila sampai tahun-tahun tertentu permukaan air selalu tinggi, fekunditasnya tinggi pula, jika dibandingkan dengan tahun lain yang permukaan airnya rendah. Mungkin kejadian yang sama dapat terjadi pula untuk ikan-ikan yang hidup di rawa, karena sering permukaan air rawa dari tahun ke tahun tidak sama akibat pemasukan air yang tidak tetap.
Faktor-faktor yang mempengaruhi fekunditas serta hal-hal lain yang berhubungan dengan itu, Nikolsky (1969) membuat kaidah utama sebagai berikut:
1. Sampai umur tertentu fekunditas itu akan bertambah kemudian menurun lagi, fekunditas relatifnya menurun sebelum terjadi penurunan fekunditas mutlaknya. Fekunditas relatif maksimum terjadi pada golongan ikan muda. Ikan-ikan tua kadangkadang tidak memijah setiap tahun. Individu yang tumbuh dan masak lebih cepat mempunyai tendensi mati lebih dahulu.
2. Fekunditas mutlak atau relatif sering menjadi kecil pada ikan-ikan atau kelas umur yang jumlahnya banyak, terjadi untuk spesies yang mempunyai perbedaan makanan diantara kelompok ukuran.
3. Pengaturan fekunditas terbanyak dalam berespon terhadap persediaan makanan berhubungan dengan telur yang dihasilkan oleh ikan yang cepat pertumbuhannya, lebih gemuk clan lebih besar. Mekanismenya berhubungan dengan pemasakan oosit dan pengisapan telur. Kenaikan, fekunditas populasi dapat disebabkan oleh kematangan gonad yang lebih awal dari individu yang tumbuh lebih cepat.
4. Ikan yang bentuknya kecil dengan kamatangan gonad lebih awal serta fekunditasnya
tinggi mungkin disebabkan oleh kandungan makanan dan predator dalam jumlah besar.
5. Perbedaan fekunditas diantara populasi spesies yang hidup pada kondisi lingkungan yang berbeda-beda, bentuk migran fekunditasnya lebih besar.
6. Fekunditas disesuaikan secara otomatis melalui metabolisme yang mengadakan reaksi terhadap perubahan persediaan makanan dan menghasilkan perubahan dalam pertumbuhan, seperti ukuran pada umur tertentu demikian juga ukuran dan jumlah telur atau jumlah siklus pemijahan dalam satu tahun.
7. Fekunditas bertambah dalam mengadakan respon terhadap perbaikan makanan melalui kematangan gonad yang terjadi lebih awal, menambah kematangan individu pada individu yang lebih gemuk dan mengurangi antara siklus pemijahan.
8. Kualitas telur terutama isi kuning telur bergantung kepada umur dan persediaan makanan dan dapat berbeda dari satu populasi ke populasi yang lain.
sumber : M. Ichsan Effendie