Spesies ikan ovovivipar jumlahnya jauh lebih banyak dari pada ikan vivipar. Pada ikan ovovivipar, perkembangan anak di dalam kandungan induk mendapat makanan dari persediaan kuning telur yang tersedia dan pada golongan ini keadaannya non plasental. Namun pada golongan Elasmobranchia yang vivipar menurut Hoar (1969) terdapat pula yang keadaannya non plasental selain dari yang biasa mempunyai plasenta.
Hal demikian pada golongan ikan Elasmobranchia merupakan contoh yang lengkap kontribusi makanan dari induk terhadap keturunannya mulai dari keadaan yang tidak ada pemberian makanan dari induk sampai kepada bentuknya yang komplek. Telur pada ikan ovovivipar mengandung material organik 20 – 40% lebih banyak dari pada anak-anak ikan yang dilahirkan. Mungkin karena hal ini induk hanya memberi perlindungan saja kepada perkembangan telur tadi.
Tetapi ada juga ikan ovovivipar yang mempunyai telur dimana kandungan material organiknya sedikit. Untuk perkembangannya tadi anak ikan mendapat keperluan material untuk pertumbuhannya dari induk walaupun tanpa melalui organ semacam plasenta tetapi melalui semacam penyerapan zat-zat yang dikeluarkan oleh uterus. Zat makanan tadi dinamakan "susu uterin" atau juga embryotrophe.
Pada embrio ikan Squalus acanthias terdapat dua macam kantung kuning telur yaitu kantung yang di luar tubuh dan kantung di dalam tubuh. Kantung kuning telur di dalam tubuh itu sebagai hasil perkembangan batang kantung kuning telur bagian luar yang tumbuh di bagian dalam. Butir-butir kuning telur dari kantung yang luar bergerak ke bagian kantung yang dalam terus ke usus untuk dicerna. Pada ikan Torpedo, embrionya selain mengambil material organik dari kantung telur yang kemudian terus dicerna oleh usus, juga embrio ini medapat susu uterin melalui mulut dan spiracle-nya dimana zat-zat tadi akan dicerna di dalam lambung.
Sumber : M. Ichsan Effendie, 1997