nutrisi lemak bagi udang windu

LEMAK
Lemak dibutuhkan sebagai sumber energi. Keberadaan lemak mempunyai peranan penting pula untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup, terutama beberapa tipe asam lemak sangat berpengaruh pada kehidupan udang. Asam lemak juga berfungsi sebagai pelarut vitamin. Komposisi asam lemak yang ada pada udang sangat erat hubungannya dengan lemak yang terkandung dalam makanan yang diberikan. Satu gram lemak dapat menghasilkan 9 kkal per gram sedangkan karbohidrat dan protein hanya menghasilkan 4 kkal per gram. Khusus bagi organisme perairan, lemak berperan dalam mengecilkan beratjenis, sehingga organisme dapat melayang di air.
Beberapa peneliti melaporkan bahwa sumber dan kadar lemak makanan yang diberikan mempunyai pengaruh nyata terhadap kadar lemak tubuh. Menurut Sick dan Andrews (1973), udang yang diberi makanan tanpa lemak mempunyai kadar lemak tubuh 4,93 % dari berat kering. Sedangkan pada pakan yang masing-masing diberi lemak yang berasal dari 10 % lemak sapi, 10 % minyak jagung dan 10 % biji rami, menyebabkan kadar lemak tubuh udang masing-masing menjadi 7,27 %, 7,82 % dan 8,58 %. Hal ini berarti dibutuhkan asam lemak tertentu dalam makanan yang diberikan.
Asam lemak mempunyai peranan penting tidak hanya sebagai sumber energi, tetapi juga sebagai zat yang esensial untuk udang (Teshima dan Yone, 1978). Dari beberapa hasil penelitian telah dibuktikan bahwa udang mempunyai kebutuhan yang unik terhadap sterol dan fosfolipida yang berbeda dengan organisme perairan lainnya dan mamalia. Padahewan lain, sterol dapat disintesis dari asetat, sedangkan pada udang tidak dapat disintesis. Kolesterol merupakan zat yang esensial bagi pertumbuhan dan kehidupan udang, karena zat ini dapat diubah menjadi hormon seks dan hormon ganti kulit serta digunakan sebagai unsur pokok hipodermis. Kadar kolesterol optimal untuk larva dan juvenil adalah sekitar 0,5 % (Kanazawa et al., 1971). Udang mampu mengubah C28 dan C29 sterols menjadi kolesterol (Teshima, 1971).
Asam lemak linoleat, linolenat dan arakidonat merupakan asam lemak esensial yang sangat penting untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup udang. Udang kurang efisien dalam mengubah asam linoleat dan asam linolenat menjadi asam lemak tidak jenuh yang lebih besar (Higher poly unsdturated fatty acid) dan perbandingan asam lemak yang terdapat pada udang substadium PL 1 dan PL 2 adalah 16 : 0,18 : 1,20 : 4 dan 22 : 6. Asam lemak 22 : 6 meningkat secara nyata dari telur sampai PL 1 dan PL 2, hal ini dimungkinkan karena makanannya mengandung asam lemak tersebut.
Deshimaru et al. (1979), menyatakan bahwa perbandingan asam linoleat dan linolenat lebih penting daripada kadar asam lemak tersebut sendiri-sendiri. Selanjutnya dinyatakan bahwa pemberian lemak 6 % dalam pakan dengan perbandingan kandungan asam linoleat 10 – 20 % dan asam linolenat 20 – 30 % memberikan pertumbuhan udang yang cukup baik. Perbandingan asam lemak dalam pakan tersebut didapatkan dengan cara mencampurkan minyak hati ikan pollack dan minyak kedelai berkisar antara 3 : 1 dan 1 : 1. Lemak yang berasal dari hewan laut umumnya baik sebagai sumber asam linoleat (Kanazawa et, al., 1979). Sedangkan minyak nabati merupakan sumber asam linolenat.
Fosfolipida merupakan ester asam lemak dan gliserol yang mengandung ion fosfat. Minyak dan biji-bijian banyak mengandung fosfolipida seperti sefalin yang banyak terdapat dalam minyak kacang kedelai. Fosfolipida lainnya adalah lechitin yang mempunyai bagian yang larut dalam air. Kanazawa et al. (1979) telah meneliti pengaruh beberapa fraksi lemak dari minyak tapes dalam pakan udang ternyata mampu memberikan pertumbuhan yang lebih baik bagi juvenil Penaeus japonicus, sedangkan pemberian 1 % sefalin dalam makanan udang mampu memberikan pertumbuhan yang lebih baik walaupun tidak sebaik lechitin namun lebih baik jika dibandingkan dengan tanpa pemberian fosfolipida sama sekali.
sumber : Ir. Sri Umiyati Sumeru
Dra. Suzy Anna