PERSYARATAN NUTRISI MINERAL PADA UDANG WINDU

MINERAL
Diduga Crustacea dan juga hewan air lainnya mendapatkan mineral dengan menyerap air, tempat media hidupnya. Udang memerlukan mineral tertentu selama ganti kulit, karena seperti diketahui, selama ganti kulit eksoskeleton yang banyak mengandung mineral akan hilang. Conklin et al. (1973) menyatakan bahwa mineralisasi cangkang pada juvenil lobster meningkat melalui penambahan kalsium dalam pakan, tetapi tidak berbeda nyata dalam pertumbuhan maupun dalam kelangsungan hidupnya. Perbandingan kalsium dan posphor yang optimum untuk juvenil lobster adalah 1 : 2.
Shewbart et al. (1973), mengemukakan bahwa kalsium, kalium, natrium dan khiorida dibutuhkan oleh Penaeus aztecus dan dapat diperoleh dari media air laut. Walaupun demikian sebaiknya phosphor ditambahkan dalam pakan, karena phospor diperlukan dalam jumlah banyak sedangkan dalam air laut terbatas jumlahnya. Mengenai kepentingan mineral ini, Deshimaru dan Yone (1978) mengemukakan bahwa dalam pakan Penaeus japonicus perlu ditambahkan 2 % phospor, 1 % kalsium dan 2 % unsur langka (trace elements), tetapi tidak perlu penambahan kalium, magnesium dan besi. Sedangkan menurut Kitabayashi et al. (1971), pertumbuhan terbaik dapat dicapai oleh Penaeus japonicus melalui pemberian pakan dengan penambahan 1,04 % phospor dan 1,24 % kalsium. Selanjutnya Kanazawa (1982) melaporkan bahwa penambahan mineral dalam pakan juvenil Penaeus japonicus yaitu 1% kalsium, 1 % phospor, 0,3 % magnesium, 0,9 % kalium dan 0,006 % tembaga mampu memberikan pertumbuhan terbaik. Sedangkan penambahan 0,006 % besi dan 1,003 % mangan dalam pakan menghambat pertumbuhan juvenil Penaeus japonicus.
SUMBER : Ir. Sri Umiyati Sumeru
Dra. Suzy Anna