PERSYARATAN NUTRISI KARBOHIDRAT BAGI UDANG WINDU

PERSYARATAN NUTRISI
BAGI UDANG WINDU
KARBOHIDRAT

Karbohidrat merupakan senyawa organik yang terdiri dari unsur karbon, hidrogen dan oksigen dalam perbandingan yang berbeda-beda. Karbohidrat digolongkan menjadi :
- Monosakharida seperti glukosa, galaktosa dan fruktosa
- Disakharida seperti sukrosa, maltosa dan trehalosa
- Polisakharida seperti dekstrin dan pati.


Udang memeriukan karbohidrat dalamjumlah yang banyak, karena selain diperlukan sebagai pembakar dalam proses metabolisme, juga diperlukan dalam sintesis khitin dalam kulit keras. Walaupun demikian efisiensi penggunaan karbohidrat oleh udang berbeda, tergantung dari sumbemya, selain itu kemampuan udang dalam mencerna karbohidrat juga berbeda berdasarkan jenisnya.
Beberapa peneliti seperti Andrews et al. (1972), Sick dan Andrews (1973) serta Deshimaru dan Yone (1978) melaporkan bahwa penambahan glukosa dalam pakan dapat menghambat pertumbuhan udang penaeid. Hal ini dilaporkan pula oleh Abdel-Rahman et al. (1979) bahwa penambahan glukosa lebih dan 10 % dalam pakan dapat menghambat pertumbuhan Penaeus japonicus. Namun penambahan disakharida dalam pakan temyata dapat memberikan pertumbuhan yang cukup baik. Beberapa hal yang menyebabkan penambahan glukosa dalam pakan menghambat pertumbuhan udang adalah karena glukosa tidak dapat diubah menjadi trehalosa di dalam lambung, tetapi secara cepat diserap dan kemudian dilepaskan dengan segera ke dalam darah. Jika banyak glukosa yang diserap, akan didapat kadar glukosa yang tinggi dalam darah yang biasanya dipertahankan oleh pengendalian hormonal dan sulit digunakan sebagai sumber energi. Sedangkan disakharida, seperti maltosa tidak diserap dalam lambung, tetapi diubah menjadi glukosa dalam usus, kemudian menjadi trehalosa dalam hepatopankreas dan selanjutnya dilepaskan secara bertahap dalam darah. Dengan demikian maltosa siap digunakan sebagai sumber energi.
Sebagaimana telah diketahui, udang mempunyai eksoskeleton yang disusun oleh khitin yang sangat diperlukan dalam proses pertumbuhan. untuk membentuk dan mengganti eksoskeleton selama ganti kulit. Hasil percobaan menunjukkan bahwa komponen utama dari eksoskeleton Crustacea disintesis dari glukosa melalui glusamin. Penambahan 0,52 % glucosamin dalam pakan dapat meningkatkan pertumbuhan Penaeus japonicus, akan tetapi temyata pemasukan khitin secara langsung dapat menghambat pertumbuhan.

SUMBER : Ir. Sri Umiyati Sumeru
Dra. Suzy Anna